Selasa, 29 November 2011

KETIKA 20 STAFF MENGHAMPIRIKU


Saat membuat tulisan ini, sebelumnya saya telah mendapatkan sebuah pelajaran yang luar biasa dari teman-teman kelas nukleus. Mereka mengajarkan saya bagaimana untuk menjadi seorang ketua yang baik dan membangun hubungan dengan para anggota. Hal ini bermula ketika kumpul pertama nukleus untuk membahas masalah-masalah yang terdapat di dalam kelas nukleus itu sendiri (Tugas Kelas: Patgen & Patfis kondisi kelas beserta treatment).

Dimana mereka berkata bahwa sebagai seorang ketua harus mengerti posisi, tugas, peran dan tanggung jawab sebagi seorang ketua yang memimpin anggotanya. Dimana yang awalnya saya itu masih ada perasaan sungkan ataupun segan terhadap teman-teman nukleus ketka memimpin mereka. Tetapi mereka membuka jalan pikiran saya bahwa menjadi seorang ketua itu harus bersikap seperti apa dan tidak usah merasa sungkan seprti yang saya rasakan sebelumnya. Terimakasih teman-teman nukleus :*

Adapun ketika saya diberikan 20 staff, yang pertama saya lakukan adalah menyambut anggota saya dengan hangat dan membuat para anggota saya untuk merasa nyaman dengan organisasi yang telah mereka pilih. Sehinnga bisa menimbulkan perasaan betah untuk berada di organisasi yang saya pimpin tersebut, karena menurut saya organisasi itu ibarat sebuah rumah dan anggotanya ibarat sebuah keluarga, dimana ketika seseorang nyaman dengan rumah sendiri dan keluarganya, pasti orang tersebut akan betah untuk tinggal di rumah tersebut.

Selanjutnya, sebagai seorang pemimpin di organisasi tersebut harus memahami apa keinginan dan tujuan yang ingin didapatkan setiap anggota dalam organisasi tersebut dan mendengarkan semua aspirasi dari anggota agar tak ada anggota yang merasa terabaikan dan bisa bebas berpendapat sehingga tak ada gap baik antara pemimpin-anggota ataupun anggota-anggota dan anggota-anggotanya pun bisa berkembang terutama dari segi soft skills.

Dalam sebuah organisasi yang namanya “seleksi alam” itu pasti ada. Namun sebagai seorang ketua, tentunya saya tidak mau hal ini terjadi. Sebagai seorang ketua langkah konkrit yang saya ambil salah satunya adalah melibatkan semua anggota dalam setiap kegiatan yang diadakan organisasi yang saya pimpin tersebut sehingga tidak ada anggota yang merasa terabaikan, tercuekan, ataupun ada anggota yang tidak terberdayakan sehingga setia anngota bisa mengasah kemampuan mereka dan bisa menemukan passion mereka sendiri ketika mereka terjun langsung di setiap kegiatan di organisasi tersebut sehingga bisa mengerti maksud dan tujuan organisasi tersebut dan membuat mereka betah untuk tetap tinggal. Karena hal ini semacam ini saya mengalami sendiri.

Dan sebagai seorang ketua tentunya saya harus berusaha selalu mengayomi, mendengarkan, , dan memahami keinginan setiap anggota layaknya seorang ibu dalam sebuah keluarga sehingga anak-anaknya merasa nyaman berada di dekat ibunya.

Satu kata terakhir yang saya kutip dari sebuah buku “Do What You Love, and Love What you do” dimana maksudnya ketika kita diberikan sebuah tugas dan tanggung jawab cintailah pekerjaan itu sehinnga ketika menemukan sebuah masalah kita bukan menganggap sebuah beban tetapi sebuah tantangan yang harus dilewati dan lakukan apa yang kita cintai sehingga tidak membuat diri sendiri meraa jenuh ketika berada di suatu organisasi tetapi justru membuat kita melahirkan ide-ide baru. Salam hangat dari penulis :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar